Secret in Marriage

bab 17

 

Yunho menatap rumah sederhana yang beberapa hari ini menjadi tempat tinggal istrinya. Hatinya menyerukan untuk segera masuk ke dalam. Menghampiri istrinya dan meminta maaf atas semua kesalahan yang dibuatnya.


Yunho memejamkan matanya.
Seandainya semua semudah itu, pastinya ia tak akan tersisksa seperti ini. Yunho melepas selt beltnya.
pelan-pelan. Betapa ia merindukan sosok istrinya, semua terasa hampa sekarang. Banyak kenangan yang tersisa di kediaman mereka. tawa, tangisan, rintihan, kecupan, dan jeritan wanitanya. Yunho ingat betul akan semua itu. Namun ia tak bisa melakukan apapun sekarang. Nayoung dalam masa tersulitnya, ia pasti ingin sendiri. Yunho yakin, jika saat ini ia muncul didepan Nayoung, maka wanita itu akan makin histeris.
Ia melihat lampu rumah bibinya sudah padam. Mungkin mereka sudah tidur. baru saja Yunho ingin melangkah pergi, seorang wanita paruh baya memanggilnya. Bibi Han. Yunho berbalik dan tersenyum pada Bibinya.
“Apa kabarmu, nak?” tanya Bibi Han sembari melihat wajah Yunho yang kuyu. Kaki tuanya melangkah mendekati keponakannya.
“Buruk, bagaimana keadaan Bibi?”
“Aku baik,”Yunho tersenyum samar sebelum menatap Bibinya
“Bagaiamana kabar Nayoung, Bi?” matanya menatap ke dalam rumah. Berharap wanitanya akan keluar dari sana. Namun harapan hanyalah harapan.
“Dia mulai membaik, mau menemuinya?” tawar Bibi Han
Yunho lalu menggeleng. “belum saatnya Bibi, mungkin nanti.” Yunho tersenyum, ia ingin segera pamit tapi Bibi Han memegang tangannya dengan lembut.
“Dia sedang tidur, temuilah dia. Aku tahu kau pasti merindukannya,” ujar Bibi Han. Yunho terenyuh, lalu tersenyum. Bibi Han menuntun Yunho untuk masuk ke dalam rumah mungilnya. Yunho masuk, aroma lavender menyeruak ke dalam indra penciumannya. Aroma istrinya yang sangat ia sukai. Rasa rindu itu semakin besar.
Bibi Han menghentikan langkahnya di depan pintu kamar Nayoung. Yunho terdiam sejenak. Lalu menatap Bibi Han yang tengah tersenyum. “masuklah nak,”
Yunho meraih handle pintu dan membukanya. Ia melihat siluet istrinya di sana tengah berbaring –terlentang– dengan nyaman. Yunho masuk ke dalam. Bibi Han meninggalkan mereka berdua.
Yunho duduk di tepian ranjang, mengelus rambut panjang Nayoung. Tanpa bisa dicegah tangannya terulur untuk mengelus permukaan wajah Nayoung. Dari kening hingga ke bibirnya. Yunho merindukan semua yang ada di dalam diri Nayoung. Istrinya semakin kurus, rasa bersalah itu kembali menghantamnya. Yunho memejamkan mata, perlahan bibirnya menyentuh kening Nayoung, turun ke pipi dan yang terakhir Yunho mengecup bibir pucat istrinya.
“Mimpi indah, sayang…,” bisiknya. Sekali lagi Yunho mengecup kening istrinya
“Aku akan memperbaiki semua kesalahanku,” Yunho kembali meraih tangan Nayoung. Dikecupnya tangan itu dengan pelan dan sayang. Setelah puas memandangi wajah istrinya, Yunho lalu merapikan selimut yang membungkus istrinya.
❀❀❀
Ini mimpi buruk yang menjadi kenyataan, Taehwan menggeram kesal. Sialan. Kenapa Yunho bisa menemukan Hyejin. Taehwan mengepalkan tangannya hingga memutih. Rasanya ia tak mampu lagi untuk berpikir.
Semua rencannya benar-benar kacau karena Yunho. Ia harus menyingkirkan lelaki itu. Tapi bagaimana? Taehwan berpikir. Mungkin ia harus menggunakan cara-cara kotor? Oh ayolah demi cinta siapapun dapat melakukan hal kotor ‘kan? Baiklah.
Taehwan mengambil ponselnya. Mencoba menghubungi salah seorang kawan lamanya.
“Ini aku, bisakah kita bertemu lusa?”
“…”
“Baiklah,”
Taehwan tersenyum sinis.

❀❀❀
Nayoung terbangun tengah malam. Mimpi itu kembali lagi, ia melihat seorang anak perempuan tengah berlari di padang rumput. Ia melangkah mengikuti jejak anak perempuan didepannya, betapa terkejutnya ia saat menemukan sosok Yunho di ujung sana. Melihat betapa bahagianya mereka berdua. Tertawa, tersenyum, melihat Yunho membumbungkan anak itu ke udara. Apa ini. pikir Nayoung tak senang. Kenapa mereka terlihat bahagia? Sedangkan ia tengah bersedih, ia menatap Yunho yang juga menatapnya. Lelaki itu memakai pakaian putih-putih. Terlihat tampan dan mempesona, anak yang ada dalam gendongan Yunho tersenyum melambaikan tangan.
“Ibu…” panggilnya lirih, Nayoung tersentak. Apakah anak itu putrinya? Putri yang tak dapat melihat betapa indahnya dunia? Tapi mengapa putrinya bersama Yunho. Yunho melambaikan tangannya, berjalan mundur sembari tersenyum. putrinya melakukan hal yang sama, sambil tersenyum ia melambaikan tangan. Menyerukan ibu…ibu…ibu…
Nayoung mengatur napasnya, apa pesan mimpi itu? Batin Nayoung. Ia melihat jam weker yang ada di nakas. Masih tengah malam, ya Tuhan. Nayoung mengusap wajahnya dengan tenang. Lalu meneguk air putih yang memang selalu disiapkan Yunho… Tunggu. Setahu Nayoung, ia tak pernah menyiapkan air putih di samping tempat tidur, kecuali seseorang yang selalu hadir dalam mimpinya. Lelaki itu selalu terbangun tengah malam, dan biasanya ia menegak air putih untuk menenangkan hatinya. Nayoung terdiam lalu melihat ke sekeliling ruangan. Bau parfum yang ingat jelas kini masuk kedalam rongga dadanya.
“Kau terlalu berhalusinasi, Nayoung….” Gumamnya lalu memilih untuk kembali tidur.

❀❀❀
Donghae menatap wanitanya yang tengah terlelap. Ia terlihat damai dan tenang. Tangannya terulur untuk meraba permukaan wajah istrinya. “Bahagiakah, kau?” gumam Donghae sendu. Ini pertama kalinya ia merasa kacau. Dulu saat Gina mengatakan ia menyukai Yunho lebih dari sekedar sahabat, ia tak sampai sekacau ini. tapi kali ini….
Donghae menarik napasnya. Matanya tertuju pada perut sang istri. Sembilan bulan, eh? Mau tak mau, bibirnya tersenyum kecut. Tangannya yang kuat menyentuh permukaan perut buncit istrinya. Rasa bahagia, sedih, haru, dan marah, kini berkecamuk dalam hatinya. Kau memang bukan ayah yang baik, Lee Donghae. Kau biarkan anak dan istrimu kesepian, kesakitan, dan sendiri. Padahal mereka memiliki kau Donghae. Ini ‘kah yang kau Lee Donghae?
Hae mengusap air matanya dengan perasaan kecewa. Ia kecewa pada dirinya sendiri, semua ini terjadi karena dirinya yang tak bisa melepas bayangan semu wanita masalalunya.
Hae mengusap pelan perut istrinya, merasakan kehadiran anak mereka di sana. Laki-laki atau perempuan? Entahlah, ia berharap mereka—anak dan istrinya— selalu sehat tak kurang satu apapun.
Hay jagoan, ini ayah.
Kau sehat nak di sana? Ayah merindukanmu dan merindukan ibumu. Kau pasti akan jadi anak yang hebat, tidak membuat ibumu repot kan? Donghae tersenyum kala merasakan pergerakan janin anaknya di dalam. Kau hebat nak, ayah tahu kau merindukan ayah. Tapi jangan sampai membuat ibumu terbangun, nak. Donghae tersenyum lagi.
Maafkan ayah nak, ayah belum bisa menjadi seorang panutan untukmu. Kau tahu, betapa bahagianya ayah, saat mendengar ibumu tengah mengandung. Rasanya seperti ada berjuta kupu-kupu yang terbang, dan ayah yakin hidup ayah pasti tak akan terasa hampa lagi.
Nak…
Bisakah kau katakan pada ibumu yang keras kepala itu, jika ayah mencintai kalian berdua melebihi apapun. Ayah tahu semua yang lakukan salah. Penyesalan selalu datang disaat terakhir.
Donghae mengusap perut buncit istrinya. Tak terasa air matanya menetes, jatuh melewati pipinya yang tirus. oh Tuhan, lihatlah betapa cengengnya ia sekarang. Seperti seorang pengecut yang hanya dapat melihat istrinya secara diam-diam.
Ia harus bisa menyelesaikan semua ini. Besok ia akan berbicara dengan Hyejin masalah ini. Hal ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut.

❀❀❀
Yunho keluar dari apartemennya dengan tenang. Semalaman ia tak bisa tidur, memikirkan beberapa rencana untuk menjatuhkan Taehwan. Baiklah, sepertinya lelaki itu memang tak menyukai perdamaian. Jadi terpaksa ia harus melakukan kelicikan.
Yunho meraih iPhone dan menghubungi asistennya untuk membuat janji temu kepada pemegang saham Park Corp. its show time. Seru Yunho dalam hatinya.
“Atur semuanya, aku akan terlambat ke kantor nanti malam.”
Yunho mengangguk setelah mendapat beberapa laporan dari asistennya.
❀❀❀

“Oke… tersenyum sedikit,”
Klik…
Gina tersenyum saat pemotretan selesai. Ia tampak lelah dan pucat, beberapa hari ini ia tak bisa tidur. mengingat ancaman Taehwan. Lelaki itu memegang kartu as nya. Sial, kenapa ia bisa sampai tertidur dipelukan lelaki busuk seperti Taehwan. Kenapa ia sampai mabuk saat itu.
Shit!
Gina keluar dari gedung tempatnya melakukan pemotretan. Langkahnya terhenti saat melihat Yunho melambaikan tangan padanya, dan tersenyum. oh… Gina tahu itu bukan senyum bersahabat melainkan… apakah Yunho tahu? Tapi bagaimana bisa? Ia sudah mengatakan akan membantu Taehwan—dengan membocorkan masalah Nayoung—tapi kenapa lelaki itu berkhianat? Gina…. Kau membuat keputusan yang salah lagi.
Senyum palsu yang akhirnya Gina keluarkan. Ia melangkah perlahan mendekati Yunho. Lelaki itu terlihat tampan dengan balutan jas armaninnya. Tampak sempurna dan berkuasa tentunya.
“Hai…,” sapa Gina basa-basi. Ia tahu sebentar lagi Susana akan menjadi tegang dan kacau.
“Hai, Gina…,” Yunho tersenyum sinis. “Kau sudah sarapan?” tawar Yunho
Gina menggeleng.
“Masuklah, kita cari tempat yang nyaman untuk sarapan.” Tandas Yunho. Sarapan? Heh… Ungkapan lama Jung Yunho. Bisik Gina dalam hatinya. Ia menuruti lelaki itu.
Gina menyesap kopi yang ada di tangannya. Matanya menatap takut pada Yunho. Lelaki di depannya tak membuka pembicaraan setelah mereka sampai di kedai kopi tempat mereka menghabiskan waktu dulu. Yunho hanya diam seribu bahasa, ia tak menyentuh kopi ataupun sarapannya.
“Ada apa?” tanya Gina tak tahan dengan kesunyian yang diciptakan Yunho. Yunho seperti tersadar dari lamunannya. Ia berdehem sedikit, memperbaiki letak duduknya. Matanya tetap memandang Gina dengan tajam. Yunho juga menangkap gerak gelisah dan tak nyaman dari Gina.
“Kau….” Ujar Yunho dengan tenang. Ia melemparkan pandangannya pada jalanan yang padat merayap. Yunho mendengar Gina menarik napasnya dengan kaku, sebelum menjawab pertanyaannya. Yunho kembali menatap manic mata Gina. Kata orang mata tak bisa berbohong ‘kan? Kita lihat!
“Apa kau sudah putus dengan pengacara itu?”
Gina bingung. “ya sudah lama…,” ujar Gina lirih. Yunho menarik napasnya lagi
“Baiklah, apa sekarang kau berhubungan dengan Taehwan?” tanya Yunho langsung. Yunho menangkap kerterkejutan dari mata Gina. Wajahnya makin terlihat tegang, cara duduknya juga tak nyaman. Yunho bukan orang bodoh yang mudah saja dibodohi.
Gina terdiam lama, mencari alasan bagaimana ia bisa mengelak dari semua ini. tapi percuma mengelak dari Yunho. Lelaki itu selalu memiliki celah untuk membuatnya tak bisa berkutik.
“Tidak… aku tidak berhubungan dengan Taehwan,” akunya kemudian. Yunho tersenyum sinis. Ada aura mengitimidasi dari pandangannya. Gina tahu ini tatapan berbahaya, lelaki itu sudah mulai curiga padanya.
“Benarkah?” kali ini Yunho menekankan suaranya
“Gina… kau tahu kan aku paling tidak suka dengan kebohongan,” Gina menarik napasnya gusar lalu mengangguk kaku. Yunho tak langsung percaya dengan ucapan Gina.
“Kemarin aku melihat kau dengan Taehwan,” Yunho memancing, ia menatap mata Gina yang terkejut. Yunho tersenyum miring. Benar ‘kan? Ternyata Gina memang memiliki hubungan dengan lelaki itu.
“Jawab saja yang jujur.” Yunho kembali mengitimidasinya.
Gina sibuk meremas tangannya, ternyata sangat sulit untuk mengatakan kebohongan di depan Yunho. Lelaki itu seolah memiliki radar yang kuat jika menyangkut tentang kebohongan. Gina menarik napasnya sebelum mengatakan kejujurannya.
“Aku memang tak memiliki hubungan apapun, aku…” Gina memejamkan matanya, menenangkan degub jantungnya yang mulai tak keruan. “Ya… kami memang tak meiliki hubungan apapun, waktu itu aku dijebak oleh Taehwan. Kau bisa menyebutnya one night stand, dan semua itu terjadi karena kebodohanku…” Gina terdiam, bibirnya bergetar. Rasanya ia ingin menangis sekarang. Gina merasa seperti seorang penghianat. Benar-benar penghinat.
“Kenapa kau bisa dijebak olehnya?”
Gina menggeleng lemah, matanya mulai berair. “Saat itu aku mabuk, dan aku tak tahu dia memanfaatkan situasi sebaik itu…,”
“Lalu kau menceritakan tentang taruhan kami ke pada Taehwan?” terka Yunho.
Gina membeku ditempatnya kemudian tanpa sadar ia mengangguk. Yunho menarik napasnya kesal. Benar-benar keterlaluan. Jadi itu yang membuat Taehwan merasa menang? Yunho tersenyum masam. Pantas saja lelaki itu dengan gagahnya memilih untuk menabuh gendering perang.
“Yunho-ya…” panggil Gina dengan suara pelan. Yunho tak menoleh, ia terlalu sibuk dengan asumsinya setelah ini. “Aku minta maaf…,” Gina mulai terisak, hatinya sesak melihat Yunho yang terlihat lelah dan letih. Ia sesak melihat Yunho kini berubah padanya. Gina menangis.
Yunho menoleh kaget, mendapati Gina menangis. Dia benci air mata. Apa semua bisa teratasi dengan air mata? Yunho mengambil tisu yang ada di meja depannya. Lalu mengangsurkan pada Gina.
“Hapuslah air matamu,” Yunho lalu bangkit dari duduknya.
“Aku harus mengatakan ini, kau membuat teman-temanmu dalam keadaan terpuruk,” ujar Yunho terus terang, lalu meninggalkan Gina di kedai kopi itu sendirian.

❀❀❀
Matahari pagi menyiarin kamarnya, matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Ia tersenyum merasakan tendangan kecil dari janin yang ada dalam perutnya. Hyejin terseyum, hatinya merasakan kegembiraan yang tiada tara. Ia sendiri heran, kenapa pagi ini ia terbangun dengan hati yang senang. Seperti seorang remaja yang baru menerima surat cinta pertamanya.
Hyejin tak menyadari ada seseorang di ambang pintu yang menatapnya penuh takjub. Mengamati wanitanya yang terbangun dengan suasana hati yang bagus. Ia merasa haru dan bahagia. Dengan jantung berdegub, ia memberanikan dirinya melangkah mendekati sang istri.
“Selamat pagi,” sapa Donghae disertai senyum lebarnya. Hyejin menatap lelaki itu dengan tatapan tak dapat di artikan. Ada rindu, sakit, kecewa dan sesak yang ia rasakan. Hyejin bergegas merubah posisi, ia merasa sedikit tak nyaman karena Donghae melihatnya tengah berbaring. Donghae membantu Hyejin duduk menyandar pada kepala ranjang.
Tangan lelaki itu reflek terulur untuk merasakan pipi tembam istrinya, menyapukan tangannya pada permukaan wajah istrinya, dan tersenyum layaknya mentari yang menyinari bumi. Donghae hanya ingin membuktikan bahwa ia sekarang berubah, ia bukan Donghae tempramen yang selalu membuat wanita sakit dan menangis.
“Kau baik-baik saja?” pertanyaan itu meluncur dari bibir Donghae. Pertanyaan bodoh yang bahkan tak perlu dijawab. Wanitanya tak baik-baik saja. Wanitanya terluka dan luka itu disebabkan olehnya.
“Apa si kecil selalu membuatmu terbangun tengah malam? Apa tendangan si kecil selalu kuat seperti ini?” tanya Donghae lagi. tangannya mengelus-elus sayang perut buncit istrinya. Tendangan-tendangan itu ia rasakan kembali. Rasa haru dan takjub tak lepas dari matanya. Bibirnya menyunggingkan senyum sendu, matanya memberikan isyarat ia juga tak kalah hancurnya—sama seperti yang dirasakan Hyejin.
Hyejin memilih diam tak menjawab segala pertanyaan Donghae. Biarkan lelakinya merasakan apa yang dideritanya selama ini. Hyejin melepaskan tangan Donghae yang masih berada di perut buncitnya.
“Aku mau berjalan-jalan,” ujar Hyejin lemah. Ia ingin berteriak, namun tak bisa. Selalu begitu. Setiap ia ingin melampiaskan seluruh amarahnya pada Donghae, selalu saja tak bisa. Apalagi melihat tatapan lelaki itu. Semuanya menguap begitus aja. Rasa sayangnya terlalu besar dari pada rasa bencinya. Kadang ia merasa Tuhan tak adil. Mengapa wanita diciptakan memiliki rasa iba yang begitu besar,memiliki hati yang mudah dihancurka, dan memiliki hati yang begitu mudah memaafkan.
Hyejin menarik napasnya, lalu bergegas untuk turun dari tempat tidurnya. Donghae membantu istrinya tanpa banya berkata.
“Ada banyak hal yang ingin katakan,” ujar Donghae sebelum Hyejin masuk ke dalam kamar mandinya.

❀❀❀
Yunho melajukan mobilnya menuju ke kantor, hari ini ia akan bertemu dengan beberapa pemegang saham Park Corp. ia harus melancarkan rencannya sesegera mungkin, sebelum Taehwan melakukan hal-hal diluar akal sehat.
Yunho mengurangi kecepatan mobilnya saat ada tikungan di sana. Namun ia tak menyadari, di ujung jalan sana ada sebuah truk yang melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Yunho sudah mencoba untuk mengendalikan mobilnya untuk menghindari truk itu. Yunho juga sudah membunyian klakson agar si pengemudi truk dapat mengurangi kecepatannya, tapi sayang… usahanya sia-sia. Mobilnya terhempas kepinggir jalan, membentur pembatas yang ada di sisi kiri jalan. Truk yang melanju kencang itu terpelanting ke jurang yang ada di sisi kanan jalan.
❀❀❀

12 respons untuk ‘Secret in Marriage

  1. syifasuju18elf berkata:

    aku hampir ngamuk karena ff ini lama bangetz di postnya. jujur aku rajin buka blok ini ganya untuk tau kelanjutannya nie ff. untung pas buka kali in ada lanjutannya. wlau agak kecewa dgn panjang ffnya yg gx sesuai dgn lama waktu pembaca menunggu. 😦
    udah mau tamat ya???
    gx rela rasanya kalau ff yg aku suka tamat. tapi bakal aneh jadinya kalau ff in gx tamat-tamat.
    fighting buat bikin ff dan karya baru. berharap ff yg castnya yunho oppa lagi…

    • Vii2junshu_kim berkata:

      BUakakakakakakaka…
      haduuh, maaff… sebenarnya udah di post di wattpad. cuma belom di post di wp. kamu bisa cek di http://www.wattpad.com/user/MrsBebek

      itu semua cerita saya… dan biasanya saya lbh cepet apdet di situ 🙂 thank u udah baca, udah nungguin, pokoknya makasih banget….
      kelamaan nungguinnya yah? ahahaha

      iyah, klo ga tamat2 susah doong…
      rencannya mau saya bkin epilog. tapi liat sikon deh. smga cepet 🙂 thankyuu sekali lagi *muuaaah kecup dari author*gelodak

  2. lestrina berkata:

    Hmm… Udh baca di wattpad ehh baca lagi disini.. Slalu menantikan ff ini hehe, lanjut lagi ah bacanya

  3. g.elf@zOld berkata:

    Mwoya??
    Seneng akhirnya busa baca part 18nya dan perlahan masalahnya mulai mnemui titik terang tp kenapa itu kecelakaan??

  4. eunkyupit/pipit berkata:

    Oh vivi… Terimakasih ya sudah mau publish SIM 🙂
    Seneng banget aku 🙂
    Kabar kamu gimana? Sehat? Keadaan Riau sudah lebih baik kah?

    • Vii2junshu_kim berkata:

      alhamdulillah sehat mbak pit, mbak gimana?
      sama-sama :* wkwkwkwkwk
      riau udah aman, meski masih kemarau siih… wkwkwkw
      makasih udah nungguin ya mbak pit, wkwkwk

  5. dinnur berkata:

    huwaa… seneng bgt waktu tahu eonni ngepost lanjutannya ini, gomawo
    semoga yunho bisa selamat terus bisa nyelesaikan semua masalah dan bisa baikan sama nayoung

  6. eunkyupit/pipit berkata:

    Alhamdulillah, seneng dengernya klo di riau udah aman 🙂
    Alhamdulillah juga, di tegal baik2 aja^^
    Iya dong, slalu nunggu cerita ini 🙂
    Eh vi, broken married nggak di lanjut ya?

  7. kwonyunhee berkata:

    Haish, ruar biasa konfliknya eoon. Kompleks tpi bsa d phami, haiaah hihiiii
    Nasibnya yun oppa gimna eon? Huhuhuuuu

Your Comment become spirit for me ^ ^